Pemprov Sulsel Perlu Sosialisasi Pencegahan Penyakit

26-02-2015 / KOMISI IX

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan perlu melakukan sosialisasi pencegahan berbagai penyakit kepada masyarakat, agar anggaran kesehatan tak selalu habis untuk pengobatan saja. Penghematan anggaran pengobatan bisa dialihkan untuk melengkapi peralatan kesehatan yang sangat kurang.

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani (F-Nasdem) menyampaikan hal tersebut usai mengikuti rangkaian kunjungan kerja ke Sulsel dengan meninjau dua rumah sakit di Makassar. “Pemprov Sulsel harus mulai melakukan sosialisasi promotif preventif terhadap perlunya menjaga kesehatan agar anggaran kesehatan tidak habis hanya untuk pengobatan saja,” katanya, Rabu (25/2).

Dua rumah sakit yang sempat dikunjungi adalah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Labuan Baji. RS Wahidin yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan utama untuk kawasan Indonesia Timur, belum memiliki peralatan yang lengkap walau lahannya sudah cukup luas. Rumah sakit ini rencananya akan diperbarui dengan membangun gedung bertingkat.

Sementara RS Labuan Baji, kondisinya tampak lebih memprihatinkan dengan kerusakan gedung di sana-sini. Gedungnya merupakan peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1938. Pasiennya membludak ditambah alat kesehatannya juga semakin berkurang. Rumah sakit ini membutuhkan anggaran lebih untuk merenovasi gedung dan melengkapi peralatannya.

“Untuk bisa melayani masyarakat Indonesia Timur tentu tidak cukup hanya dengan memperbaiki rumah sakit. Sebaran rumah sakit pratama dan kesiapan infrastruktur, alat kesehatan, dan SDM perlu ditingkatkan,” paparnya.

Menurut Irma, wilayah antar-kabupaten di Sulsel sangat berjauhan, sehingga para pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Makassar butuh waktu berhari-hari untuk sampai ke rumah sakit rujukan. Untuk itu, perlu ada fasilitas ambulan yang handal dan dokter jaga khusus sebagai langkah preventif untuk menangani para pasien yang dirujuk dari berbagai daerah di sekitarnya.

Dari informasi yang didapat di RS Wahidin, sambung Irma, ada tiga besar kasus yang sering ditangani, yaitu kanker serviks, mamae, dan kecelakaan akibat perkelahian. “Di sini penting pula menyosialisasikan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan alat reproduksinya, menjaga makanan, dan menyetabilkan emosi,” ujar politisi dari dapil Sumsel II ini. (mh), foto : husein/parle/hr.

 

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...